- Senang membuat kerumunan, tidak rajin menggalang barisan
- Suka marah, tidak suka melakukan perlawana
- Reaktif, bukan proaktif
- Suka terpesona oleh keaktoran, bukan oleh wacana atau isme yang diproduksi/dimiliki aktor
- Sibuk berurusan dengan kulit, tidak peka mengurusi isi
- Gemar membuat organisasi, kurang mampu membuat jaringan
- Cenderung memahami segala sesuatu secara simplistis/sederhana, kurang suka dengan kerumitan-kecanggihan padahal inilah adanya segala sesuatu itu
- Sering berpikir linier tentang sejarah, kurang suka bersusah-susah memahami sejarah dengan rumus dialektika atau sinergi
- Enggan melihat diri sendiri sebagai tumpuan perubahan, sebaliknya cenderung berharap perubahan dari atas/para pemimpin
- Senang membuat program, kurang mampu membuat agenda
- Cenderung memahami dan menjalani segala sesuatu secara parsial tidak secara integral (kaffah)
- Senang bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang telaten mengurusi agenda jangka panjang
- Terus menerus menyerang musuh di markas besarnya, abai pada prioritas pertama menyerang musuh pada gudang amunisinya
- Kerap menjadikan politik sebagai tujuan, bukan politik sebagai alat
- Senang mengandalkan dan memobilisasi orang banyak atau massa untuk segala sesuatu, abai pada fakta bahwa perubahan besar dalam sejarah selalu digarap pertama-tama oleh creative minority
- Senang berpikir bagaimana memakmurkan masjid, kurang giat dan serius berpikir bagaimana memakmurkan jemaah masjid
- Senang menghapalkan tujuan sambil mengabaikan pentingnya metode, tidak berusaha memahami dengan baik tujuan itu sambil terus menerus mengasah metode
- Senang merebut masa depan dengan meninggalkan hari ini atau merebut hari ini tanpa kerangka masa depan, bukannya merebut masa depan dengan mencoba merebut hari ini
- Sangat pandai membongkar dan membongkar, kurang pandai membongkar pasang
- Sangat cepat dan gegabah merumuskan musuh baru (dan lama), sangat lamban dan enggan merangkul kawan baru
- Gegap gempita di wilayah ritual, senyap di wilayah politik dan sosial
- Selalu ingin cepat meraih hasil, melupakan keharusan untuk bersabar
- Senang menawarkan program revolusioner tapi abai membangun infrastruktur revolusi
- Selalu berusaha membuat politik sebagai hitam putih, bukannya penuh warna tak terhingga
- Sangat pandai melihat kesalahan pada orang lain kurang suka melihat intropeksi
Jumat, 23 November 2012
Otokritik Dua Puluh Lima Kekeliruan Kalangan Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar